Your Ad Here

Wednesday, May 30, 2012

Taufik Anggap Suasana Tim Tidak Kondusif

Taufik Anggap Suasana Tim Tidak Kondusif
Pemain tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat, melambaikan tangan setelah dikalahkan pemain Jepang, Kenichi Tago, di babak perempat final Piala Thomas di Wuhan Sports Center Gymnasium, China, Rabu (23/5). Langkah tim Piala Thomas Indonesia terhenti di perempat final setelah kalah 2-3.
WUHAN - Anggota tim Piala Thomas Indonesia Taufik Hidayat secara terus terang mengaku sangat prihatin dengan kondisi tim yang tidak kompak, sehingga Tim Merah Putih untuk pertama kalinya secara menyakitkan tersingkir di babak perempat-final setelah disingkirkan Jepang 2-3 di Wuhan Sport Center Gymnasium Wuhan, China, Rabu.

Taufik yang ditemui di lobi Hotel New World beberapa saat sebelum kembali bertolak ke Jakarta, Kamis, juga mempertanyakan komitmen para pemain yang ada di dalam tim.

"Kalau boleh berkata jujur, saya ingin mengatakan tim (Piala Thomas) memang tidak kompak dan kenyataan memang begitu. Saya juga sangat prihatin dan ingin mempertanyakan komitmen teman-teman untuk berjuang membela tim nasional," kata Taufik, juara Olimpiade 2008 dan merupakan salah satu pemain paling senior dalam tim.

Taufik kemudian memberikan contoh pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan yang meninggalkan pelatnas dan bermain di sebuah pertandingan eksibisi di Manokwari, yang digambarkannya sebagai ajang "tarkam" (antarkampung).

"Kita semua berkumpul untuk latihan bersama di Pelatnas, tapi Kido dan Hendra malah pergi ke Papua. Disana dia latihan sama siapa? Sebagai pemain kelas dunia yang sedang mempersiapkan diri di pelatnas, dia harus menjaga kebersamaan," katanya.

Juara dunia 2005 itu juga mengakui bahwa ia merasa serba salah dengan kondisi yang ada dalam dunia bulu tangkis nasional, terutama di bagian putra.

Ia sebenarnya sudah lelah dan ingin segera pensiun sebagai anggota tim nasional dan ingin memberikan peluang kepada pemain yang lebih muda demi untuk tercapainya regenerasi.

Namun kenyataan yang terjadi, para pemain muda belum ada yang mampu berprestasi dan masih kalah dibanding pemain senior dan sebagai akibatnya, dengan berat hati ia harus kembali turun ke lapangan.

"Saya merasa dalam posisi serba salah. Kalau saya menolak ikut nanti saya dianggap sombong dan tidak nasionalis, tapi sebaliknya pemain muda belum ada yang muncul untuk menggantikan posisi pemain senior, akhirnya saya lagi yang dipanggil," katanya.

Seperti halnya pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan, Taufik juga sudah tidak menjadi anggota pelatnas di Cipayung karena memilih jalan sendiri sebagai pemain profesional.

"Tapi anehnya, saya tidak mendapat bantuan dari Kantor Menpora dengan alasan saya bukan anggota pelatnas. Seharusnya saya kan juga dapat hak yang sama. Mungkin sebenarnya ada bantuan untuk saya, tapi ada orang yang mengginikan," kata Taufik sambil menirukan gerakan menggunting.

Taufik juga mengritik pengurus yang juga dianggapnya tidak kompak dan suka menerapkan aturan yang aneh-aneh.."Contohnya pengurus melarang saya membawa teman saya Alamsyah sebagai lawan tanding di pelantas sementara, tapi dilain pihak pengurus justru mendatangkan lawan tanding asal Hongkong," katanya.

Melihat kondisi yang ada dalam kepengurusan PBSI, Taufik menegaskan bahwa ia tidak akan bersedia lagi dipanggil untuk tampil di Piala Thomas. "Saya tidak mau main lagi di Piala Thomas mendatang, meski ranking saya masih tetap lebih tinggi dibanding pemain lain," katanya.

Sementara itu, Markis Kido yang ditanya tanggapannya soal kritik Taufik terhadap dirinya menegaskan bahwa ia tidak merasa telah merusak kebersamaan dalam pelatnas karena ia juga punya agenda sendiri. "Saya kan bukan pemain pelatnas, jadi boleh saja saya pergi ke Papua karena acara itu sudah diagendakan sebelumnya. Lagi pula saya hanya lima hari di sana dan tidak berpegaruh terhadap program latihan," katanya.

Sumber : Kompas.com

0 comments:

Post a Comment

Site Search